Kamis, 10 April 2014
Sabtu, 08 Februari 2014
Puisi
Membunuh benci memakan tawa
Tersorok mata diujung bibir
Menahan topeng menutup hati
Tersurat kisahmu yang kau kunci
Terkunci didalam penyesalanmu
Menusuk kalbu, album masa lalumu
Kenangan menyakitkan membubuhi hidup
Kenangan yang ingin ku hapus dari benakku
Rasa ini semakin mendalam
Memberi bekas tiada akhir
Memberi akhir tiada arti
Jumat, 07 Februari 2014
Puisi
Ayah
Kau selalu melindungiku
Membuat diriku merasa tenang
Akan kejam sadisnya dunia ini
Kau tak pernah peduli akan dirimu
Walau sakit karna menjagaku
Kau tak ingin aku menangis
Apapun kau lakukan, demi untuk menjadikan aku lelaki sejati
Tetapi apa, aku terlalu sibuk dengan kehidupan ku
Aku selalu menuntutmu untuk menuruti kemauanku
Tanpa menghiraukan akan perih letihnya dirimu demi aku
Telah banyak keringat yang menetes seakan tak mau berhenti
Dan aku selalu memintamu untuk menjadi ayah yang seutuhnya sempurna
Kau taruhkan sepanjang hidupmu
Demi membuat aku tersenyum puas
Yang ada dalam pikiranmu hanya. . .
Ingin aku selalu bahagia
Bolehkah aku menangis ayah. .
Aku ingin berkata dalam air mata
Terima kasih banyak ayah
Yang kau berikan sudah lebih dari apa yang kau inginkan
Membuat diriku merasa tenang
Akan kejam sadisnya dunia ini
Kau tak pernah peduli akan dirimu
Walau sakit karna menjagaku
Kau tak ingin aku menangis
Apapun kau lakukan, demi untuk menjadikan aku lelaki sejati
Tetapi apa, aku terlalu sibuk dengan kehidupan ku
Aku selalu menuntutmu untuk menuruti kemauanku
Tanpa menghiraukan akan perih letihnya dirimu demi aku
Telah banyak keringat yang menetes seakan tak mau berhenti
Dan aku selalu memintamu untuk menjadi ayah yang seutuhnya sempurna
Kau taruhkan sepanjang hidupmu
Demi membuat aku tersenyum puas
Yang ada dalam pikiranmu hanya. . .
Ingin aku selalu bahagia
Bolehkah aku menangis ayah. .
Aku ingin berkata dalam air mata
Terima kasih banyak ayah
Yang kau berikan sudah lebih dari apa yang kau inginkan
Langganan:
Postingan (Atom)